Bisnis Makanan dengan Gerobak Keliling

Respons: 3 komentar

Setiap hari anda pasti membeli makan alias jajan dari pedagang makanan keliling yang memakai gerobak sebagai alat mobilitasnya. Entah itu bakso, somay, pempek, batagor, mi ayam, cireng, bakso/bakwan malang, dan lainnya. Belum yang menawarkan minumannya seperti es doger, es krim, es cingcau, es campur, dan seterusnya.

Jika anda iseng untuk coba bertanya kepada pedagang keliling tersebut tentang kepemilikan bisnis mereka, rata-rata mereka akan menjawab bahwa mereka hanya sebagai rekan penjual yang menjual barang dagang milik "Bos". jarang sekali yang mereka sebagai penjual sekaligus pemilik bisnis.

Dengan sistem komisi per item itulah mereka berbagi hasil dengan pemilik bisnis alias "bos". walaupun ada juga yang menerapkan sistem gaji bulanan.

Potensi bisnis makanan keliling dengan gerobak ini sangat prospektif, selama orang masih butuh makan setiap hari dan butuh jajan sebagai bagian dari budaya indonesia yang turun temurun. Ditambah dengan iming-iming profit yang lumayan dari bisnis makanan, yang sekitar diatas 50%. akan menambah semakin banyak orang yang ingin terjun ke bisnis makanan ini.

Terutama bisnis makanan dengan moda gerobak yang ditujukan untuk menjual makanan dengan sistem "jemput bola", yaitu kita sebagai penjual yang mendatangi konsumen. Karena memulai bisnis gerobak keliling ini tidak terlalu membutuhkan modal banyak untuk memulainya.

Investasi hanya pada gerobak dan peralatan pendukungnya, yang hanya menghabiskan modal sekitar 1,5 juta untuk gerobak dan 500rb untuk peralatannya. ditambah modal kerja sekitar 500rb untuk beberapa hari dagang, anda sudah bisa memulai bisnis makanan dengan gerobak keliling ini.

Kenapa hanya mematok 500rb untuk modal kerja? karena dalam satu hari dagang pasti ada uang masuk (masa' iya dagang seharian keliling ga ada uang masuk? dagang atau tidur sih?). Dan dari uang masuk itulah yang diputar lagi untuk dijadikan modal untuk membeli bahan baku.

Oke.. sekarang hitung2 an nya (kita ambil contoh usaha pempek keliling);
Harga per pieces Rp. 2.000,-
Penjualan rata2 perhari : 200 pcs x Rp. 2000,- = Rp. 400.000,-
Modal sekitar 50% ; Rp. 200.000,-
Harga dari si "Bos" ; Rp. 1400/item x 200 = 280.000
Setelah dikurangi modal, si "Bos" mendapatkan net profit sebesar Rp. 80.000,-
Dan si penjual mendapatkan komisi sebesar Rp. 600 x 200 = Rp. 120.000,-

Kalau dilihat dari sistem bagi hasilnya, si Bos memang mendapatkan lebih kecil daripada si penjual. Ini dimaksudkan agar si penjual menjadi selalu bersemangat untuk berjualan setiap harinya. Tetapi si Bos yang hanya mendapat Rp. 80.000,- itu mempunyai multiplier/pengganda berupa 10 buah gerobak. Dan itu artinya si Bos memiliki pendapatan bersih perharinya sekitar Rp. 800.000,- atau sekitar 24 juta perbulannya. Dan itu pun jika si Bos memiliki 'hanya' 10 gerobak, bagaimana jika memiliki setidaknya 30 buah gerobak? sekitar 72 juta perbulan.... bukan pendapatan yang kecil kan?

Gimana... tertarik jadi "Bos" gerobak makanan keliling?

3 komentar:

chitosanjaya mengatakan...

hmmmmmmmm....artikel yang bagus sama persis seperti keyakinan saya tentang multiply effect..tapi apa ga kemanisan sehari jualan 200 porsi...sukses bung..saya senang baca artikel2 anda:)

the architect mengatakan...

wah tertarik bgt..namanya usaha ya hrs dicoba. smg bs beruntung...Amin

Oke Deh !!! mengatakan...

kalo untuk usaha pempek,,,yg enak sekalian jangan tanggung,,,jadi pembeli merasa puas,,,meskipun agak sedikit mahal,,,

Baca Juga

Copyright © Wirausaha untuk Mandiri

Sponsored By: GratisDesigned By: Habib Blog